Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

KHUSYUK DALAM SHALAT

Seorang sahabat mengadu kepada Rasullallah,bahwa kalau mengerjakan shalat tidak dapat khusyuk sepenuhnya.Seringkali ia masih teringat akan hal-hal lain,termasuk urusan rumah tangga,utang piutang dan sebagainya.
"Tidak ada orang yang dapat sempurna dan khusyuk sepenuhnya dalam mengerjakan shalat dari awal hingga akhir."
"Saya bisa,ya Rasullullah," tiba-tiba Ali bin Abi Thalib menyela pembicaraan.
"Betul..?? tanya Rasullullah.
"Benar,Rasullullah,"jawab Ali bin Abi Thalib dengan yakin.
"Jika memang benar kau dapat sempurna dan khusyuk dari awal hingga akhir,akan kuberi surbanku yang terbaik sebagai hadiah untukmu,"janji Rasullullah.
Kemudian Ali bin Abi Thalib mengerjakan shalat sunnah dua rakaat,terlihat dia mengerjakannya dengan penuh ke khusyukan.Setelah selesai ia ditanya oleh Nabi;
"Bagaimana? Kau bisa mengerjakannya dengan khusyuk dan sempurna?"
"Pada rakaat yang pertama,saya mengerjakannya dengan khusyuk,"jawab Ali dengan muka murung."Dan pada rakaat yang kedua,ketika sujud yang terakhir saya tetap khusyuk hingga hingga duduk tasyahud.Namun ketika mendekati salam,barulah hati saya berubah,teringat akan janjimu,ya Rasullullah,bahwa engkau akan memberikan hadiah surban terbagus milikmu untuk saya.Maka rusaklah kekhusyukan shalat saya."
"Hal itu terjadi pula dengan yang lain,"ujar Nabi."sebab khusyuk itu diukur oleh ALLAH sebatas kemampuan manusia.
Yang penting ketika pikiranmu terbawa kepada urusan lain,cepat-cepat kembalikan kepada shalatmu lagi.Dalam mengerjakan shalat,memang hendaknya seakan-akan kita mampu melihatdan berbicara kepada Allah.Tetapi kalau tidak mampu,asalkan kita ingat bahwa Allah melihat kita,itu sudah memadai.
Mendengar penuturan Rasullullah,Ali bin Abi Thalib mengangguk-angguk.

Related Posts by Categories



1 komentar:

Anonim mengatakan...

هذا حل المشكلة حقا لي ، شكرا لك!