Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Umar Bin Khathab R.A



Nabi saw pernah bersabda mengenai diri Umar Bin Khattab:

“Sungguh dalam umat-umat (terdahulu) terdapat orang orang yang dibisiki (muhaddatsin) dan diajak bicara oleh Tuhan (mukallamin). Kalau dalam umat ini ada, maka ia adalah Umar r.a.”
Beberapa orang yang mempunyai kepahaman tinggi, ditanya mengenai apa yang dimaksud muhaddatsun? Maka ia menjawab, bahwa Muhaddatsun adalah tingkatan kaum shiddiqun yang paling tinggi. Bukti-bukti yang ditunjukan adalah sebagaimana yang diriwayatkan, bahwa suatu saat ia sedang berkhotbah. Kemudian ia berteriak di tengah-tengah khotbahnya, “Wahai Sariyah!, gunung, gunung!” Saat itu Sariyah bin Hishn sedang memimpin pasukan perang yang berada di ambang pintu Nahawand. Sementara di .depannya ada musuh yang jauhnya masih memakan perjalanan sekitar satu bulan. Kemudian ia mendengar suara Umar, lalu ia dengan pasukannya mulai bergerak menuju ke gunung, dan akhirnya mereka menang mengalahkan musuhnya.

Ditanyakan kepada Sariyah bin Hishn, “Bagaimana engkau tahu hal itu?” Ia menjawab, “Aku mendengar suara Umar r.a. berteriak, Wahai Sariyyah, gunung, gunung'!” (H.r. al-Baihaqi dari Amr bin al-Harits).
Diriwayatkan dariAbu Utsman an-Nahdi yang berkata, “Saya pernah melihat Umar mengenakan baju yang ditambal dua belas tambalan saat ia sedang berkhotbah.” (H.r. Malik dari Anas). Kemudian diriwayatkan dari Umar bin Khaththab r.a. yang berkata, “Semoga Allah memberi rahmat kepada orang yang menunjukkan aibku kepadaku.”
Diriwayatkan dari Nabi saw. yang bersabda:
“Setan akan menyingkir dari bayang-bayang Umar r.a.
(H.r. Bukhari-Muslim dari Sa'ad bin Abi Waqqash, dan Ibnu Asakir dari Aisyah).
Selain itu, dikisahkan, bahwa Umar pernah mengambil jerami dari tanah, kemudian berkata, “Andaikan aku tidak pernah dilahirkan ibuku, andaikan aku jerami ini dan andaikan aku tidak pernah wujud apa pun…..”

Terdapat juga beberapa riwayat yang mengatakan bahwa Umar melihat beberapa kelompok manusia yang sedang duduk-duduk di masjid, kemudian ia perintah untuk mencari pekerjaan (rezeki), dan juga suratnya yang dikirimkan kepada Salman, adalah barangkali karena ia tahu mereka tidak mampu melakukan duduk di masjid sebagaimana mestinya. Mereka tamak terhadap apa yang ada pada orang lain, atau mungkin sebab-sebab yang lain. Oleh karena itu ia memerintah mereka untuk mencari pekerjaan. Sebab Nabi saw., Abu Bakar dan Umar r.a. telah melihat Ashhabush-Shuffah. Mereka adalah sekelompok orang yang jumlahnya sekitar tiga ratusan orang yang tinggal di masjid, namun Nabi, Abu Bakar dan Umar juga tidak membenci mereka dan tidak memerintah mereka keluar dari masjid untuk mencari nafkah.

Related Posts by Categories



Tidak ada komentar: