Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Utsman bin Affan RA




Utsman bin Affan bin Abi al Ash bin Umayah bin Abd Syams bin Abd Manaf al Umawy al Qurasyi, dipanggil Abu Abdullah dan bergelar Dzu al Nurain (pemilik dua cahaya). Ini karena ia mengawini dua putri Nabi saw.; Ruqayyah dan saudaranya, Ummu Kultsum.

Utsman dilahirkan tahun 47 sebelum hijrah. Ia termasuk orang yang pertama masuk Islam. Katanya: “Aku orang yang keempat dari empat orang yang masuk Islam”. Orang yang mengajaknya masuk Islam adalah Abu Bakar.

Ibnu Ishaq menceritakan bahwa ketika Abu Bakar masuk Islam dan memproklamirkan keislamannya, ia mengajak kaumkerabat dan teman-teman dekatnya. Di antara mereka yang masuk Islam melalui Abu Bakar adalah Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan dan Thalhah bin Abdullah. Bersama-sama Abu Bakar mereka mendatangi Rasulullah saw. Di hadapan mereka beliau membaca al Qur-an dan mencderitakan kebenaran Islam.

Utsman dikenal sebagai salah seorang bangsawan Quraisy yang kaya raya. Sejumlah besar kekayaannya diperuntukan bagi kepentingan perjuangan Islam. Ia juga ikut perang bersama-sama Rasulullah, kecuali dalam perang Badar. Saat itu ia berhalangan hadir karena isterinya sedang sakit. Nabi mengatakan: “Kamu mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang ikut perang Badar”.

Pada perjanjian Hudaibiyah, ia ditugaskan sebagai utusan Nabi saw. kepada Quraisy guna merundingkan kemungkinan beliau memasuki Makkah. Quraisy menahannya. Dari sini lalu tersebar isu di kalangan kaum muslimin bahwa Utsman dibunuh. Mendengar issu tersebut Rasulullah segera mengadakan baiat (ikrar) untuk berjuang habis-habisan sampai titik darah yang penghabisan. Dalam Bai’at al Ridhwan ini Nabi saw. mengangkat tangan kanannya ke atas dan memukulkannya ke tangan kirinya sambil mengatakan: “Ini demi Utsman”.

Aisyah mengatakan: “Suatu hari Rasulullah saw. tidur lesehan di rumahku dengan membiarkan betisnya terbuka. Ketika Abu Bakar minta izin masuk, beliau mengizinkannya, dengan masih tetap dalam posisinya semula. Lalu Abu Bakar menyampaikan maksudnya. Setelah itu Umar melakukan hal yang sama. Beliau saw. masih juga dalam posisi yang tak berubah. Akan tetapi ketika Utsman masuk, beliau segera duduk dan merapihkan pakaiannya. Begitu mereka selesai bicara, Aisyah masuk dan mengatakan: “Wahai Rasulullah, waktu Abu Bakar masuk, anda biasa-biasa saja. Terhadap Umar juga begitu. Mengapa pada waktu Utsman masuk anda baru mau duduk dan merapihkan pakaianmu ?“. Nabi menjawab: “Kalau Malaikat saja malu kepada dia, bagaimana aku tidak merasa malu“.

Dalam perang Tabuk, Utsman mendermakan hartanya sebanyak 1000 dinar dan 300 unta. Abd al Rahman mengatakan : “Aku melihat Rasulullah turun dari mimbar sambil berulang-ulang mengucapkan; “Mudah-mudahan sesudah ini masih ada lagi yang dilakukan Utsman”.

KEPEMIMPINAN UTSMAN

Sesudah Umar ditikam orang Fairuz si Majusi dan dibawa ke rumahnya, para sahabat meminta Umar berwasiat dan menunjuk gantinya. Umar ketika itu mengatakan: “Tidak ada orang yang berhak atas itu, selain orang-orang yang mendapat perkenan Rasulullah”. Lalu Umar menyebut Ali, Utsman, Zubair, Thalhah, Sa’ad dan Abd al Rahman bin Auf. Kepada mereka ia berpesan agar Abdullah bin Umar, anaknya hanya di jadikan saksi dan tidak boleh lebih dari itu”.

Manakalah Umar kemudian meninggal dan telah dikuburkan, mereka berkumpul. Abd al Rahman mengatakan: “Orang yang patut menggantikan Umar adalah tiga orang di antara kalian“. Zubair segera usul: “Aku menunjuk Ali” . Thalahah: “Aku menunjuk Utsman”. Sa’ad: “Aku menunjuk Abd al Rahman bin Auf”. Kemudian Abd al Rahman mengatakan kepada dua temannya, Ali dan Utsman: “Siapapun di antara kalian berdua yang mau untuk jabatan ini, aku akan menyetujuinya”. Keduanya diam saja. “Apakah kalian meminta aku yang menentukannya ?” ujar Abd al Rahman lagi. “Ya” jawab mereka. Abd al Rahman segera memegang tangan Ali sambil mengatakan: “Anda kerabat Rasulullah dan termasuk salah seorang yang pertama masuk Islam. Demi Allah, jika aku menunjuk anda sebagai khalifah, apakah anda akan berbuat adil?. Kemudian jika aku tunjuk Utsman, apakah anda akan mematuhinya?”. Ali mengiyakan. Setelah itu Abd al Rahman memegang tangan Utsman sambil mengucapkan kata-kata yang sama. Pada saat akan mengambil sumpah terhadap kedua orang itu, ia mengatakan kepada Utsman: “Angkatlah tanganmu”. Ia lalu membaiatnya untuk kemudian diikuti oleh Ali. Setelah itu ia masuk ke dalam rumah menemui sahabat-sahabat yang lain . Dan mereka pun membaiatnya.

PERAN-PERAN KEAGAMAANNYA


Utsman dikenal sebagai orang yang menuliskan kembali naskah-naskah al Qur-an dari Mushaf yang ada pada Abu Bakar, kemudian membagikannya ke berbagai negeri. Naskah-naskah lain baik yang ditulis dalam tulang belulang dan bahan-bahan lain yang masih di tangan masyarakat diperintahkan untuk dibakar. Pada waktu Abu Bakar masih hidup naskah-naskah tersebut tetap dibiarkan ada di tangan mereka.

Ia juga orang pertama yang mengadakan perluasan masjid Nabi saw. dan menambahkan adzan pada shalat Jum’at. Pertimbangan Utsman ialah bahwa wilayah Madinah dipandang cukup luas dan adzan Jum’at waktu itu disampaikan pada saat khatib naik mimbar. Apabila kaum muslimin berangkat shalat mereka seringkali tidak sempat mendengarkan khutbah, bahkan sebagian mereka tidak mendengar adzan, padahal maksud utama adzan adalah memberitahukan masuknya waktu shalat. Karena itu perlu ada pemberitahuan (adzan) lagi, agar mereka mendapatkan dua kesempatan; mendengar pemberitahuan masuknya waktu shalat dan ada waktu untuk berjalan ke masjid, sehingga bisa mendengarkan khutbah dan shalat.

Utsman juga orang pertama yang mendirikan gedung Pengadilan. Pada masa Rasulullah, Abu Bakar dan Umar urusan peradilan diselenggarakan di masjid sambil duduk.

Kebijakan-kebijakan hukumnya sungguh baik, kalau saja tidak dipengaruhi oleh keluarga dan kerabatnya yang berambisi pada kekuasaan. Ia meyakini bahwa mereka dipandang orang-orang yang tulus membantunya dan mampu menyelesaikan konfli-konflik internal serta menjaga kekuasaannya. Akan tetapi kebijakan itu justeru dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk menjatuhkannya.

Berbagai utusan dari Kufah, Basrah dan Mesir datang menemui Utsman untuk mendesak khalifah agar memecat para gubernurnya yang diketahui adalah kerabat-kerabatnya sendiri. Utsman menolak. Mereka kemudian mengepung rumahnya dan menuntut pengunduran dirinya. Ia juga menolak. Pengepungan terus berjalan sampai beberapa hari. Sebagian di antara mereka memaksa masuk ke dalam rumah untuk kemudian membunuhnya. Ini terjadi pada bulan Dzulhijjah 35 H. Jenazahnya dimakamkan di Baqi’pada malam hari. Ia meninggal dunia dalam usia 82 tahun setelah memerintah selama 12 tahun kurang 12 hari.



Related Posts by Categories



Tidak ada komentar: